Seperti pada kegiatan pencak silat seni yang berlangsung pada waktu lalu, dimana beberapa perguruan pencak silat dari seluruh nusantara hadir untuk unjuk kebolehan dengan menampilkan seni khas perguruan maupun alirannya masing-masing.
Kegiatan ini tidak hanya menarik perhatian pesilat dari tanah air namun juga pesilat dari negeri lain yang sering terlihat di arena kejuaraan nasional pencak silat seni dicibubur belum lama ini.
Penulis tanpa sengaja berbincang-bincang dengan pesilat dari negeri kincir angin yang bernama jefry, beliau hadir dalam kegiatan ini memang mengkhususkan diri untuk melihat secara langsung silat seni yang baru pertama kali diselenggaran dalam bentuk jambore.
Memang unik kegiatan ini dimana pesilat dapat berinteraksi dengan pesilat lainnya dari seluruh nusantara dan inilah yang menjadi daya tarik Pak Jefry untuk melihat secara langsung kegiatan ini.
Walaupun nampak sibuk, dengan kamera videonya untuk mengambil gambar dari setiap peserta Pak jefry juga kelihatan sudah cukup akrab dengan pesilat-pesilat nasional maupun pengurus PB. IPSI dan Persilat.
Tak nampak berpenampilan belanda namun pak Jefry menerangkan bahwa dirinya adalah aseli belanda berdarah manado. Dan dibesarkan di negeri belanda namun tetap cinta dengan seni budaya Indonesia, mungkin walaupun dibesarkan di belanda darah Indonesianya mengalir cukup kental.
Menurut Pak Jefry pencak silat cukup dikenal dan digenari oleh warga negaranya, bahkan pak Jefry sendiri mengenal pencak silat dari belanda, sehingga rasa keinginan tahuannya tentang negeri lahirnya olahraga ini membuatnya ingin berkunjung ke Indonesia khususnya untuk mengenal pencak silat lebih dekat lagi.
Perkembangan pencak silat dibelanda memang tidak seragam, karena setiap pesilat membawa masing-masing bendera perguruan maupun alirannya, sehingga tidak ada standarisasi, walaupun disana telah berdiri organisasi pencak silat belanda NPSB.
Salah satu contoh yang sangat menarik di kemukakan disini adalah bahwa tidak sedikit pembawa aliran tertentu yang tekah berguru di Indoensia di negeranya langsung dapat mengajar dan bahkan di anggap Guru atau pendekar walaupun ternyata baru belajar pencak silat kurang lebih satu atau dua tahun, padahal untuk mempelajari pencak silat itu dibutuhkan waktu yang cukup lama, kalau hanya sekedar kulitnya mungkin saja,ujurnya sambil tersenyum.
Walaupun tak mau menyebutkan dari perguruan mana atau aliran apa yang dipelajarinya, Pak Jefry lebih senang sebagai pesilat pada umumnya, karena dengan alasan bahwa ingin mempelajari silat lebih banyak dan kebih luas lagi, bila hanya mempelajari dari satu perguruan saja maka ilmu yang saya dapat hanya sebatas dari perguruan tersebut.
Rencananya setelah dari Indonesia pak Jefry akan berkunjung ke Asutarlia melihat perkambangan pencak silat disana.
Namun secara umum pencak silat sesungguhnya sudah bias dikatakan cukup mendunia karena dilihat dari organisasi pencak silat dunia sudah melebihi 20 negara di berbagai benua, sehingga pencak silat tidak hanya milik Indonesia maupun negera melayu, tapi sudah milik dunia, tinggal bagaimana Indonesia sebagai sumber dari pencak silat ini tetap menjaga aliran-aliran asli yang dapat tetap dipertahankan, contohnya dengan acara jamboree pencak silat ini.
Karena malammakin larut penulis menyudahi perbincangan hangat malam itu, dan tentu harapan kita bersama pencak silat di Indonesia tetap lestari, dan dukungan generasi muda adalah salah satu tongkat estafet yang terus harus bergulir.
Sumber : Yanweka, Catatan Jurnas pencak silat Seni 2005 – Cibubur Jakarta dari
http://silat.blogsome.com/2006/04/01/sekilas-apa-itu-silat/
0 komentar:
Posting Komentar